Teori Asal usul nama Ponto















Dokumen berbahasa Perancis
Pigafetta seorang Venesia  Itali  yg ikut dalam armada Ferdinand Magellan {orang Eropa yg pertama ke Nusantara} tahun 1521, di kepulauan Sangihe tgl 6 November  mereka bertemu " Raja Ponto "(1)

 

Apabila dilihat dari tahun bertemunya Pigafetta yg ikut dalam rombongan Ferdinand Magellan, dengan Raja Ponto ,  maka yg dimaksud adalah Lokongbanua II  ( 1510 - 1549 ) yang nama lain nya Raja Pontoulune.
Merupakan sapaan adat tua.
Ponto berarti yang selalu di ingat/ dikenang. 
Ulune berarti Pendahulu yang memulai asal sesuatu. (1a)











Ini adalah suntingan dari silsilah Raja Soleman Ponto (4) ( Tabukan - Sanghie ) , dimana tercatat nama Gandalangi juga salah satu Raja kerajaan Bowongtehu ( Manado Tua ) kawin dengan Ngiangdampele.

Raja raja  Sangihe dan Siau bernama Ponto.


Pontoralage, Mahadia Ponto, Pontolumagat, Pontowuisang,  Pontoulune ( Lokongbanua II)

Nanti bertahtanya para Pangeran Kerajaan Bolang itang di Siau yakni Nikolaus Ponto dan Jacub Ponto semakin mempererat pertalian saudara marga Ponto di Bolang itang dan Siau.
Jacub Ponto dijemput di Bolang Itang oleh Markus Dulag Kansil , Presiden Raja ketua Komalang Bobatong Datu ( Majelis Kerajaan)  Siau .
Keputusan Majelis Kerajaan Siau ini pastinya mempunyai alasan yg kuat dan diterima oleh para anggota majelis kerajaan. 
Dan dalam pertikaian antara Kerajaan Bolang itang dengan Kaidipang dimana Kerajaan Siau memberikan dukungan penuh terhadap Ratu Bolang itang Linkakoa yang mana dikemudian hari Pangeran pangeran Bolang itang dijadikan Raja di Siau.



http://adrianuskojongian.blogspot.com/2018/09/kerajaan-siau-tempo-dulu-raja-jeronimo.html?m=1









http://adrianuskojongian.blogspot.com/2016/03/mengenal-sedikit-raja-raja-bolaang-itang.html?m=1 
(5)

Di sejarah kerajaan Bolang itang tercatat Class Ponto sebagai orang yang pertama memakai nama Ponto sebagai nama marga/ nama belakang.Class Ponto disilsilah/slakbom marga Ponto-Pontoh adalah anak Duongo, dan anak angkat Ratu Bolang itang Dona Magdalena Linkakoa yg disebutkan sebagai pewaris tahta kerajaan Bolang Itang.



Ponto Naga-Nagayya

Ponto naga-nagayya adalah gelang yang berbentuk naga, ponto (gelang) dan naga-nagayya (naga). ponto ini terbuat dari emas murni dengan berat 985,5 gram berbentuk naga yang melingkar, adapun ponto naga-nagayya yang disebut dengan "mallimpuang" dan "tunipattoang".

Mallimpuang adalah gelang berbentuk naga  berkepala satu dan Tunipattoang adalah gelang naga berkepala dua, untuk gelang berkepala dua yang kekuatannya lebih tinggi diletakkan ditangan kanan. sedangkan untuk Tunipattoang yang kekuatannya lebih rendah dari mallimpuang diletakkan ditangan kiri.(6)

 





Pontorora (sejenis gelang )




https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/talaud-kepulauan-2/damau-desa-sulawesi-utara-kab-talaud-pulau-kabaruan/

Desa Damau adalah sebuah desa yang menjadi tempat duduknya seorang Raja putera desa Damau yang bernam: Maradia Ponto pada pangkalnya Towo dan Padian. Maradia Ponto adalah Raja yang pertama ditanah Porodisa, yang sekarang disebut Kepulauan Talaud yang kedudukanya di Damau sedangkan pada Pamelotan sebagai saudaranya Raja di Sawan Malengko yang sekarang disebut Mangaran.
Magutta II kawin dengan Riwuwasing mendapatkan anak Maradia Ponto. Maradia Ponto kawin dengan Wasilawewe putri dari Raja Siau dan mendapatkan anak yang bernama: Lokonbanua II Dan Unsong Bahewa. Lokon Banua II kawin dengan istrinya Mangimandampel; mendapatkan anak Lorosego. Perkawinan antara Maradia Ponto dengan Wasilawewe telah dianugrahi Tuhan dua orang putra yang bernama: Lokon Banua II Dan Unsong Bahewa. Unsong Bahewa kawin dengan Sg.Gepe mendapat anak raja Sumallea dan Ng.Nasambe. Nama raja ini mulai diubah pada masa pemerintahan belanda yaitu mulai tahun 1602 pada zaman VOC nama raja ini dirubah menjadi Ratu oleh Ratu Welhelmina.(7)
Sebuah catatan tentang nama Ponto di Sangihe .

Porodisa adalah sebutan lain untuk Kabupaten Kepulauan Talaud yang artinya surga. Berada di utara Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai penjaga perbatasan, Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki potensi dan kekayaan alam yang istimewa.

               Raja LakilaPonto (8)



Lakilaponto Sebagai Sultan Buton

Pada kala islam masuk ke kerajaan Buton yang dibawa oleh imam arab, Syeh Abdul Wahid bentuk pemerintahan dari kerajaan berubaha diproduksi menjadi kesultanan dimana Lakilaponto menerima islam sebagai agama resmi. Pada diproduksi menjadi kesultanan, Lakilaponto diangkat sebagai Sultan Pertama bergelar Sultan Muhammad Isa Kaimuddin Khalifatul Khamis. Pengangkatan lakilaponto sebagai sultan mendapat persetujuan langsung dari Khalifah di Kesultanan Utsmaniyah. Lakilaponto memerintah kesultanan buton cukup lama yaitu selama 43 tahun.

(8a)


https://koransultra.com/2017/08/28/kisah-sejarah-peperangan-raja-lakilaponto/



Pada awal abad 14 atau sebelumnya suku sulawesi terkenal sebagai bangsa yang suka berlayar dengan kapal perahu dalam rangka perniagaan dan lain sebagainya. 
Apabila kita melihat hubungan yg erat anatara suku Siau dan suku di Sulawesi daratan  di abad 17 dan seterusnya   dimana banyak terjadi perkawinan antar keluarga kerajaan keduanya.
Perkawinan Raja Bolang itang Salmon Muda Ponto-Pontoh dengan Putri Kerajaan Siau ,Filipina Silagondo ( abad 17 )
Kemudian Ratu Bolang itang  Linkakoa dengan Raja Taywila (  Taiwila/Palu ). Intji Mannes,dalam jurnal harian Gubernur Jendral Padtbrugge ada keterangan Raja Intji Mannes pernah tinggal dengan istrinya Linkakoa di Bolang Itang.  
Ada versi yg mengatakan bahwa Linkakoa adalah anak dari Raja Siau WuisangPonto (9)
Raja Siau Jacub Ponto dengan Putri Kerajaan Manganitu (Sanghie ) dan masih banyak lagi perkawinan antara keturunan kerajaan di Sulawesi daratan dengan Siau ( Sanghie) atau perkawinan antara keturunan kerajaan di daratan Sulawesi , ini menunjukkan sedari dahulu kala tradisi ini diwariskan dari nenek moyang mereka.


Nama Ponto yg juga nama benda ( gelang ) di Sulawesi Selatan  dan tempat yakni Jeneponto (Tanjung)  juga nama seorang Raja ( Lakila Ponto ) di Buton Sulawesi Tenggara   ,
Artinya nama Ponto itu tersendiri sudah ada didalam tradisi mereka sebagai nama benda atau nama individu. 
Jadi nama Ponto ini terdapat dalam tradisi budaya nenek moyang suku suku di Sulawesi,yang dilestarikan turun temurun sebagai nama individu ,marga,benda dan tempat.
Pelestarian nya tentu saja dengan kesepakatan disebabkan bisa dengan adanya hubungan geneologi atau sejarah.Sesuatu yg dilestarikan pasti ada arti tersendiri






Tanjung Jeneponto  (9)








(10)


(11)

Jeneponto artinya Air Gelang dari arti Jeneponto yang memiliki 2 suku kata maka terlihat bawa nama Ponto merupakan satu suku kata.

Majapahit (12)

Siau ( Talaud) dan Butun ( Buton) masuk dalam Hasta Mandala VI Kerajaan Majapahit. 

Hasta Mandala adalah daerah kekuasaan Majapahit yang meliputi delapan wilayah. Istilah Hasta mandala terdapat dalam kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca pada masa raja Majapahit.
Di dalam buku itu dikisahkan tentang keberhasilan Mahapatih Gajah Mada yang mempersatukan berbagai daerah menjadi satu kesatuan wilayah teritorial yang disebut sebagai wilayah Nusantara yang terdiri dari Hasta Mandala Dwipa (delapan kawasan pulau/kepulauan).

Lebih lanjut dikatakan bahwa wilayah Nusantara versi Hasta Mandala Dwipa digambarkan sebagai berikut:

Mandala l: Yawadwipa atau Seluruh Jawa yang meliputi: Jawa, Madura dan Galiyao (Kangean)

Mandala ll: Suwarnadwipa atau Seluruh wilayah Sumatera yang meliputi; Lampung, Palembang, Jambi, Karitang (Indragiri), Muara Tebo, Dhamacraya (Sijunjung), Kandis, Kahwas, minangkabau, siak, Rekan, Kampar, Pane, Kampe, Haru, Mandahiling, Tamiang, Perlak, Barat (Aceh), Lamuri, Batan, dan Barus

Mandala lll: Warunadwipa atau Kawasan Kalimantan (Tanjung negara) yang meliputi; Kapuas, Katingan, Sampit, Kuta Lingga (Serawak), Sedu (Sedang di serawak), Kota Waringin, Sambas, Lawai (Muara Labai), Kadangdangan (Kendangwangan), Landak, Samedang (Simpang), Tirem (Peniraman), Buruneng (Brunei), Kalka Saludung, Solot (Sulu), Pasir, barite, sebuku, Tabalong (amuntai), Tanjung Kutai, Malanau dan Tanjungpuri

Mandala IV: Ujung Medini atau Semenanjung Melayu, antara lain; Pahang, Hujungmedini (Johor), Lengkaksuka (Kedah), Saimwang (Semang), Dungun (di Trengganu), Tumasik (Singapura), Sanghyang Hujung, Kelang (Negeri Sembilan), Kelantan, Trangganu, Nacor (Ligor), Pakamuar (Pekan Muar), Keda, Jere, Kanjap (Singkep), Niran (Karimun)

Mandala V: Di sebelah timur pulau Jawa atau seluruh Nusa Tenggara, meliputi: Bali, Bedulu, Lwagajah, Gurun (Nusa Penida), Taliwang (Sumbawa), Dompo, Sapi, Sanghyang Api (Sangeang), Bhima, Geram, Hutan Kadali (Baru), Gurun (Gorong), Lombok Mirah (Lombok Barat), Saksak (Lombok Timur), Sumba dan Timur (Timor).

Mandala VI: Kawasan Sulawesi yang meliputi; Banthayang (Bonthain), Luwuk (Luwu), Udamakatraya (Talaud), Makassar, Butun (Buton), Banggawi (Banggai), Kunir, Galiyao Selaya, Solot (Solor).

Mandala VII: Kawasan Maluku yang meliputi; Muar (Kei), Wandan (Banda), Ambwan (Ambon), Maloko (Ternate)

Mandala VIII: Kawasan Papua yang meliputi; Onin (Papua Barat) dan seran (Papua Selatan).[2] 

Kawasan (Mandala) mengandung arti tidak hanya terbatas pada wilayah daratan tetapi termasuk juga lautnya. Dengan demikian istilah Nusantara Hasta Mandala mengandung makna sebagai gugusan pulau-pulau atau kepulauan.

Melalui Majapahit, kemungkinan besar wilayah wilayah pada Hasta Mandala VI  khususnya yakni Talaud/Siau dengan Buton sudah berinteraksi. 
Salah satu kesamaan dari wilayah  wilayah Hasta Mandala VI ini adalah, nama Raja, tempat dan benda yg bernama "Ponto ".








Sumber: 

 (1).Delpher Kraten. 
(1a) Micojan Bawuna & Jupiter Makasingkil II

(2) Prince John Suoth Kansil. 

(3) Micojan B.

(4) Rivi Babay.

(5) Adrianus Kojongian.

(6) Museum Bella Lampoa.

(7) sultan indonesia blog.

(8) Wikipedia.

(8a) Rustam E Tanburaka

(9) Peta Indonesia 

(10) Wikipedia 

(11) Putri Ayu Malini. 

(12) Wikipedia. 

Comments

Popular posts from this blog

Dontu Damopolii sang Penambang Emas

Mokodompit leluhur Kerajaan Bolang itang

Surat Raja Siau Jacob Ponto